17 Agustus 1946 Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang Pertama
Bagikan

17 Agustus 1946 Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang Pertama

Negeri-negeri Islam di Timur Tengah berperan besar dalam mendukung kemerdekaan Indonesia. Kenyataan sejarah ini tak dapat dimungkiri oleh siapa pun.

Negeri-negeri Islam di Timur Tengah berperan besar dalam mendukung kemerdekaan Indonesia. Kenyataan sejarah ini tak dapat dimungkiri oleh siapa pun. Usaha-usaha para diplomat (Haji Agus Salim, M. Zein Hassan Lc, Lt,, H. M. Rasjidi dan yang lainnya) dalam meyakinkan negeri-negeri di Timur Tengah untuk mendukung kemerdekaan Indonesia benar-benar penting bagi perjalanan kemerdekaan Indonesia.

Kesungguhan panitia diplomatik tersebut sekaligus besarnya dukungan Timur Tengah untuk kemerdekaan Indonesia dapat dirasakan dari paragraf-paragraf catatan pribadi M. Zein Hassan berikut ini:

=====
Tadi kami merayakan ulang tahun pertama kemerdekaan Indonesia, dalam suatu upacara yang besar sekali yang tidak pernah diadakan sepertinya oleh warga asing yang bukan resmi di Mesir. Bahkan jarang terjadi seperti perayaan itu pada perayaan-perayaan kebangsaan mereka. Resepsi diadakan di lapangan olahraga Pusat Jam’iah Syubban Muslimin yang luas itu dan dihadiri oleh lebih dua-ratus pembesar-pembesar Mesir, Arab dan Timur dan beberapa anggota corps diplomatik Arab serta pemimpin-pemimpin surat-surat kabar dan wartawan-wartawan lainnya.

Adapun sandiwara yang diadakan guna memperingati hari yang berbahagia ini, dan diadakan di Theater perhimpunan itu juga, meskipun cukup besar, penuh sesak dengan hadirin yang jumlahnya lebih seribu undangan.

Di antara pembicara terdapat Jenderal Saleh Harb Pasya, Ketua Lajnah Pembela Indonesia dan Ketua Umum Syubban Muslimin, Dr. Muhammad Salahuddin Pasya, bekas Wakil Menteri Luar Negeri Mesir dan Penasihat Hukum Panitia Pusat Abdulrahman Azzam Pasya Sekjen Liga Arab yang pidatonya dibacakan oleh sekretarisnya, karena beliau berada di luar kota, Ahmad Hussain, pemimpin Mesir Mudam penyair Ali Ahmad Bakatir, dan penyair Syubban Muslimin dengan syair-syair mereka yang penuh semangat, kekaguman dan simpati kepada Republik Indonesia. Terakhir sekali saya berbicara atas nama Panitia Pusat. Dari pidato-pidato itu terdengar apa yang selama ini kami desakkan, yaitu perlu segera diakui kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia yang telah menunjukkan kematangan dan kecakapannya.

Perayaan ini berlangsung sampai liwat tengah malam dan ditutup dengan lagu ‘Indonesia Raya’ yang dinyanyikan oleh semua hadirin yang mengikuti pementasan itu. Karena lagu kebangsaan Indonesia ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab menurut iramanya yang asli dan telah dihafal oleh pemuda Jam’iah Syubban Muslimin yang juga memenuhi gedung Theater itu sampai ke jendela-jendelanya.
=====

Demikan catatan M. Zein Hassan.

Perayaan ulang tahun pertama Proklamasi itu juga dilaksanakan di Baghdad, Irak. Perayaan-perayaan lain mengenai Indonesia juga banyak diadakan di Timur Tengah pada tahun-tahun berikutnya. Salah satunya resepsi pengakuan Mesir atas kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia pada 1947 (seperti terlihat dalam foto) yang juga tak kalah meriah.

Melihat kenyataan-kenyataan di atas, tak dapat dinafikan bahwa hubungan Indonesia dengan negeri-negeri di Timur Tengah sesungguhnya amatlah rapat. Hal paling dasar dalam kerapatan, hubungan dan dukungan itu ialah kesadaran akan persaudaraan Islam. Keinsafan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia ialah penganut Agama Islam, Penyembah Allah Swt dan pengikut Nabi Muhammad Saw. Kita satu keyakinan, menyembah Tuhan yang sama dan bersalawat kepada Nabi yang itu juga.

Maka, sebagai bangsa yang tahu diri dan sadar terima kasih, kita patut bersedih dengan keadaan Timur Tengah sekarang ini.

Diolah dari buku: M. Zein Hassan Lc.Lt, Diplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, Penerbit Bulan Bintang, 1980. halaman 147-160