Khazanah keilmuan IslÄm yang terentang lebih dari 1.400 tahun telah melahirkan berbagai pencapaian agung. Banyak warisan keilmuan IslÄm di berbagai bidang yang belum diperkenalkan secara memadai kepada khalayak umum, khususnya di negeri kita Indonesia. Salah satu kendala untuk memahami berbagai warisan keilmuan tersebut ialah persoalan bahasa. Oleh karena itu penerjemahan buku-buku klasik khazanah keilmuan Islam sebenarnya merupakan sebuah jalan yang dapat menyuburkan budaya ilmu di tengah bangsa kita.
Ilmu kedokteran ialah salah satu bidang yang mendapat perhatian besar dari para ulama kita. Berbagai karya di bidang ini telah ditulis. Bukan hanya ditulis oleh para ulama-dokter (seperti Ibn SÄ«nÄ) tetapi juga oleh ahli di bidang lain. Termasuk pembahasan kesehatan dari sudut pandang ḥadÄ«th. Hal ini menunjukan kesatuan dan keutuhan cara pandang IslÄm terhadap ilmu. Ilmu tak terpisah dengan agama (dÄ«n), tetapi sangat dekat bahkan menjadi bagian darinya.
Di antara ulama yang menulis karya mengenai kedokteran (dengan cara pandang ilmu ḥadÄ«th) ialah al-ImÄm JalÄl al-DÄ«n al-AsyÅ«á¹Ä«. Selama ini al-SuyÅ«á¹Ä« lebih dikenal sebagai penulis TafsÄ«r al-JalÄlayn, tafsÄ«r ringkas dan popular yang juga ditulis gurunya, JalÄl al-DÄ«n al-MaḥallÄ«. Namun sesungguhnya al-SuyÅ«á¹Ä« juga banyak menghasilkan karya yang berkaitan dengan bidang ilmu lain, termasuk kedokteran.
Salah satunya ialah kitab MÄ RawÄh al-WÄÊ¿Å«n fÄ« Ä€khbÄr al-ṬÄÊ¿Å«n. Kitab ini sejatinya merupakan komentar al-SuyÅ«á¹Ä« kepada kitab Badhl al-MÄÊ¿Å«n fÄ« Faá¸l al-ṬÄÊ¿Å«n karya Ibn Ḥajar al-Ê¿AsqalÄnÄ«. Di dalam karyanya ini al-SuyÅ«á¹Ä« merujuk puluhan ḥadÄ«th Nabi mengenai wabah dan á¹ÄÊ¿Å«n juga menulis maqÄmah (berita) mengenai á¹ÄÊ¿Å«n tahun yang terjadi pada 897 H.
Dua salinan naskah tulisan tangan (yang disalin setelah al-SuyÅ«á¹Ä« wafat) dari kitab ini terdapat di dua perpustakaan. Pertama di DÄr al-Kutub al-Miá¹£riyyah Kairo, Mesir, dan Perpustakaan Universitas Leiden, Belanda. DR. Muḥammad ‘AlÄ« al-Barr (seorang dokter dan penulis, Direktur pada Center for Medical Ethics– International Medical Center–Jeddah), kemudian melakukan penelitian dan mengedit (men-tahqÄ«q) kedua naskah tersebut pada tahun 1996. Dari penelitan dr. ‘AlÄ« al-Barr ini lah terhasilkan edisi cetak modern kitab MÄ RawÄh al-WÄÊ¿Å«n fÄ« Ä€khbÄr al-ṬÄÊ¿Å«n yang kemudian diterbitkan oleh DÄr al-Qalam, Damaskus.
DR. ‘AlÄ« al-Barr menambahkan berbagai komentar pada hasil penelitiannya tersebut. Selain memperbandingkan berbagai hal mengenai wabah antara yang tertera dalam naskah dan hasil penemuan modern, dr. al-Barr juga menambahkan beberapa keterangan lain. Di antaranya berbagai ulasan mengenai karya-karya ulama mengenai wabah dan á¹Ä‘ūn; biografi ImÄm al-SuyÅ«á¹Ä«; karya-karya ImÄm al-SuyÅ«á¹Ä«; juga hal-hal lain yang berkait dengan pengobatan ala Nabi (al-Ṭibb al-NabawÄ«).
Edisi DÄr al-Qalam tersebut kemudian diterjemahkan dan diedit oleh para peneliti Jawharuna Institute. Pengerjaan terjemahan dan penyuntingan ini dipimpin oleh Arif Munandar Riswanto, kandidat doktor bidang Pemikiran Islam dari RZS-CASIS UTM di Kuala Lumpur. Jawharuna Institute kemudian menerbitkan edisi terjemahan bahasa Indonesia kitab ini dengan bekerjasama dengan Komunitas NuuN. DÄr al-Qalam, melalui Dr. ZiyÄd al-GhazwÄlÄ« (Direktur Bidang Hukum dan Anggota Komisi Ilmu Khusus), memberikan hak eksklusif penerjemahan berdasarkan perjanjian yang sah terhadap edisi terjemahan bahasa Indonesia ini.
Edisi terjemahan bahasa Indonesia terbitan Nuun dan Jawharuna, dijadwalkan akan diluncurkan pada 25 Sha‘bÄn 1442 atau 8 April 2021.
Namun demikian, tim Jawharuna dan NuuN juga melakukan berbagai kerja-kerja kenaskahan terhadap buku ini. Di antaranya menghilangkan berbagai penafsiran yang terlalu modern-sekular terhadap ḥadīth-ḥadīth Nabi. Salah satunya ialah mengenai penafsiran jin sebagai bakteri penyebab wabah. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari kebiasaan merasionalisasi hal-hal metafisik yang biasa dilakukan oleh kaum modernis atas dalih perkembangan sains.
Selain itu tim penerbit juga menyertakan prolog dari Ustadz Syamsuddin Arif dan epilog dari Ustadz Adnin Armas (dua lulusan ISTAC, murid Prof. Syed Muhammad Naquib al-Attas). Penyertaan dua tulisan ini dimaksudkan agar terjemahan ini dapat dibaca dalam kerangka yang lebih kukuh dan menyeluruh.
Edisi terjemahan bahasa Indonesia ini kemudian diterbitkan dengan judul Wabah dan ṬÄÊ¿Å«n: Tinjauan ḤadÄ«th, Kedokteran, dan Sejarah (Telaah dan Terjemahan Kitab MÄ RawÄh al-WÄÊ¿Å«n fÄ« AkhbÄr al-ṬÄÊ¿Å«n) di bawah penerbit PT. NuuN Adabi Nusantara. Karya ini diharapkan tidak hanya memberikan wawasan mengenai wabah dalam kerangka ḥadÄ«th Nabi saja. Lebih jauh dari itu, karya ini kami niatkan sebagai pembuka jalan bagi kita semua untuk dapat menghayati karya-karya besar warisan keilmuan IslÄm di berbagai bidang. Penerjemahan ini diharapkan menjadi bagian dari ikhtiar meramaikan budaya ilmu di kalangan ummat dan dapat menjadi sumbangan ilmiah yang berarti bagi perkembangan bangsa kita.
Pada akhirnya, buku ini bukanlah kerjasama terakhir antara Komunitas Nuun dan Jawharuna Institute. Insya Allah pada masa yang akan datang, Nuun dan Jawharuna akan terus bekerjasama dalam ikhtiar keilmuan lainnya. Tujuan kita ialah mendorong hadirnya budaya ilmu di tengah bangsa.
Kami amat meyakini budaya ilmu ialah kekuatan paling penting dan pokok dalam pengembangan kepribadian seseorang maupun suatu bangsa. Sebagaimana senantiasa disampaikan oleh guru kami, Prof. Wan Mohd Nor Wan Daud:
Pembinaan budaya ilmu yang bersepadu dan jitu merupakan prasyarat awal dan terpenting bagi kejayaan, kekuatan dan kebahagiaan seseorang dan suatu bangsa. (Wan Daud: Budaya Ilmu, Satu Penjelasan. Singapura, 2007. Hlm. 12).
Semoga ikhtiar ini membawa kemanfaatan, keberkahan dan menjadi amal baik bagi kita semua.